Materi Perencanaan Regional

Posted by Andi Heru Susanto. M.Si on Sabtu, 18 Oktober 2008 | 1 komentar

DIMENSI WILAYAH

Dimensi wilayah itu sangat penting dan merupakan factor yang harus diperhitungkan dalam menganalisis dan menentukan dimana suatu program atau proyek diletakkan dalam perencanaan pembangunan.
Wilayah adalah lokasi suatu kegiatan pembangunan atau kegiatan – kegiatan ekonomi industry atau pabrik, perusahaan, dan fasilitas pelayanan, dengan demikian pemilihan atau penentuan lokasinya akan berpengaruh terhadap kelangsungan kegiatan – kegiatan tersebut.

Jika penentuan lokasinya dilakukan secara tepat maka diharapkan kegiatan tersebut akan berlangsung secara produktif dan efisien, tetapi begitu pula sebaliknya apabila dilakukan tidak tepat akan mengakibatkan tidak produktif dan tidak efisien.
Penentuan lokasi suatu industry atau unit produksi pada umumnya dikaitkan dengan lokasi sumber bahan mentah tenaga kerja dan wilayah pasarnya. Kriteria yang digunakan bermacam-macam seperti :
a.Biaya trasnportasi yang rendah
b.Tersedianya tenaga kerja dalam jumlah yang relative banyak dan murah
c.Tersedianya sumber daya alam yang memadai
d.Daya tarik lainnya berupa penghematan lokasional dan aglomerasai.

Teori Wilayah
1.Von Thunen (1826) yaitu berbagai jenis produksi pertanian seperti menghasilkan bahan pangan, susu, kehutanan dan sebagainya ditentukan oleh kaitannya antara harga komoditasi-komoditas yang dijual dipasar perkotaan dan jarak antara daerah produksi dengan pasar penjualan.
2.Alfred weber (1909) telah mengembangkan analisi lokasi analisi penentuan lokasi optimum yaitu lokasi yang mempunyai biaya produksi yang terendah yang berarti orientasi transportasi dan orientasi tenaga kerja dianggap sebagai kekuatan lokasional primer, ia pula mengemukakan pula adanya kecenderungan aglomerasi lokasional yaitu menumpukkan berbagai industry dibeberapa pusat dan tidak membentuknya sebagai suatu pola persebaran yang merata diseluruh wilayah.
3.Losch (1944) mengintroduksikan wilayah pasar, jaringan wilayah pasar, dan sistim wilayah pasar, prasarana trasportasi dianggap merupakan unsure pengikat wilayah pasar, dan perusahaan-perusahaan akan memilih lokasinya dimana terdapat permintaan yang maksimum.
4.Isard (1960) telah menekankan pentingnya kedudukan pusat-pusat urban tingkat nasional (metropolis) dalam kaitannya dengan aglomerasi industry.
Dalam studi perencanaan wilayah, peranan tata ruang wilayah ditinjau dari perkembangan historis telah mengalami perubahan dan pertumbuhan. Beberapa kasus special (tata ruang wilayah) dapat dikemukakan seperti terjadinya pemusatan kegiatan-kegiatan industry (aglomerasi) dan urbanisasi ke kota-kota besar, terbentuknya pasar-pasar dan pusat-pusat baru yang menimbulkan perubahan dalam wilayah pengaruh atau wilayah pelayanan (pemasaran), antara kota dan wilayah pedesaan terdapat keterkaitan yang makin erat, satu sama lainnya saling melengkapi dan mungkin pula perlu dilakukan penyempurnaan dalam pembagaian wilayah pembangunan (development region) secara menyeluruh.
Perhatian terhadap pembahasan masalah lokasional dan dimensi special menjadi semakin menonjol, ini dapat dilihat dengan munculnya pemikiran-pemikiran yang memusatkan parhatian pada perencanaan tata ruang wilayah. Yang lebih menonjol adanya dimensi geografi dan landscape ekonomi dimasukkan ke dalam variable penting di dalam kerangka teori pembangunan, sehingga timbul pertanyaan – pertanyaan sebagai berikut :
1)Apa yang diproduksi (what to produce)
2)Bagaimana memproduksinya (How to produce)
3)Untuk siapa komoditas tersebut diproduksi (For whom to produce)
4)Dimana memproduksinya (Where to produce)
Secara eksplisit pertimbangan mengenai pentingnya dimensi tata ruang wilayah diterapkan dalam perencanaan pembangunan dapat diungkapkan melalui lima persoalan utama yaitu :
1. Berhubungan dengan penentuan landcape ekonomi yaitu penyebaran kegiatan – kegiatan ekonomi pada tata ruang wilayah.
2. Berkaitan dengan diintrodukannya konsep wilayah dalam analisis teoritik. Wilayah dalam hal ini diartikan sebagai sub sistim spasial dari sistim ekonomi nasional.
3. Menganalisis interaksi antara wilayah-wilayah, dapat dibedakan :
a. Arus pergerakan factor produksi
b. Pertukaran komoditas
4. Persoalan analisis optimum atau keseimbangan antar wilayah, ini dikaitkan dengan sasaran yang akan dicapai.
5. Berkaitan dengan kebijakan wilayah.